Google
 

Friday, December 7, 2007

Menimbang siCabe Rawit (UMPC)

Produk ultra mobile personal computer (UMPC) kian membanjiri pasar
UMPC merupakan salah satu perkembangan paling gres dari industi computer.Meski ukurannya mini,UMPC memiliki kemampuan lumayan.Tak usah heran jika suatu saat UMPC mampu menggusur keberadaan notebook pada PDA.
Rovita Intan
Alat yang juga dikenal sebagai computer gemgam ini merupakan perkawinan silang antara notebook dengan personal digital assistance(PDA).Posisinya berada diantara computer tablet dan smartphone.Nah, dalam dua tahun terakhir prodisen computer bak berlomba mengguyur pasar dengan perangkat berlayar 7 inci itu.Misalnya saja,Kohjinsha,Gigabyte,Raon Digital,Samsung,Asus,Dopot (HTC),ESC,dan Amooba.

UMPC sendiri mulai diperkenalkan pada publik dunia pada tahun 2006.Pada bulan September pada tahun yang sama, Amooba meluncurkan Origami di Indonesia. Ini adalah UMPC pertama yang masuk ke tanah air. Dinegara asalnya, Taiwan, Origami mulai meluncur ke pasar pada bulan juni 2006.
Seakan tak mau kalah, ECS Elite Groupdari Taiwan juga mengeluarkan produk sejenis berjuluk H70. Selang beberapa bulan kemudian, Samsung mengeluarkan QiP, OQO membikin 01, Raon Digital membuat Everun, serta Asus 4G pun mengeluarkan UMPC buatan mereka.
Layar sentuh
Dari jajaran computer jinjing, UMPC bisa jadi langsung menyita perhatian. Soalnya, perangkat ini punya monitor super mungil, yakni antara 4,3 inci sampai 7 inci saja. Ukuran layar ini hanya sedikit lebih besar dibandingkan dengan layar monitor PDAdan lebih kecil dari ukuran tablet PC, kira-kira separo dari ukuran kertas kuarto.
Bobot UMPC juga lebih ringan, yakni mulai dari 350 gr hingga 1,2 kg saja. Bandingkan dengan rata-rata notebook yang bobotnya mancapai 2 kg per unit. Wajar, jika UMPC disebut-sebut sebagai perangkat PC paling ringan didunia.
Nah, biarpun mungil, produsen berusaha melengkapi UMPC dengan memori yang cukup lega, yakni antara 512 MB sampai 1 GB, menjadi memori UMPC jauh lebih besar dari pada PDA pada umumnya, tapi masih lebih kecil dari pada notebook.
Biasanya, produsen menempelken hard disk 40 GB pada UMPC, meski ada pula yang menaruh hard disk berkapasitas 120 GB.
Hampir semua UMPC yang beredar di pasar menggusung fitur layar sentuh, karena mungilnya perangkat tidak memungkinkan penempelan keyboard QWERTY. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengoperasikan UMPC, yakni varian dengan onscreen keyboard, menulis dengan jari langsung tanpa memakai pena stylus khusus, dan UMPC yang memakai stylus. Tampaknya fungsi layar sentuh ini menjadi andalan UMPC.
Produk UMPC yang sekarang cukup menonjol di Indonesia adalah Origami dan H70. Keduanya sama-sama memakai system operasi Window XP for tablet PC. Origami menggunakan prosessor VIA C7 1 GHz dengan memori SIDIMM DDR2 512 MB dilengkapi dengan hard drive sebesar 60 GB yang bisa dipugar dengan hard disk paling besar dikelasnya, yaitu 120 GB. Perangkat ini dilengkapi dengan layar 7 inci. Amooba membanderol Origami dengan harga Rp 9,6 juta per unit.
Sementara itu, H70 memakai Intel Celeron M berkemampuan 900 MHz, hard drive memory DDR2 256 MB, hard drive sebesar 30 GB. H70 juga di dukung oleh kamera internal CMOS 1,3 Megapiksel yang memungkinkan pengguna melakukan video konferensi. ECS menjual H70 sebesar Rp 8 jutaan untuk tiap unit.
Para produsen UMPC yakin bahwa produk buatan mereka akan menciptakan segmen baru dalam pasar teknologi computer. Apalagi saat ini baru ada dua pasar mobile, yakni notebook dan PDA. Nah, kehadiran UMPC diyakini mengisi ceruk kosong di antara keduanya. “Masyarakat cukup senang, karena tidak ada computer seenteng ini, Cuma 850 gr,” papar Alek Tan, Menager operasional PT Techno Alcorp, distributor Amooba di Indonesia.
Saat ini para produsen membidik 5% dari pasar notebook yang sudah ada. Konon, tiap bulan ada 100 000 unit notebook yang terjual. Berarti, 5% itu setara dengan 5000 unit.
Meskipun begitu, tidak serta-merta pasar UMPC bagus. Saat ini pasar UMPC di Indonesia terbilang stagnan, Pasalnya, konsomen peranti ini baru memasuki tahap penasaran dan ingin mencoba. Demikian penjelasan Rossa Ridwansyah, pengamat pasar UMPC di Indonesia. Ia menambahkan,” Konsumen kita belum masuk tahap ingin dan pasti beli.”
Apa yang menyebabkan hal ini? Tentu saja faktor harga jual yang tinggi memegang peranan yang cukup signifikan. Rata-rata UMPC di jual dengan harga antara Rp 4,5 juta sampai Rp 12 juta. Itu berarti lebih tinggi jika di bandingkan dengan notebook konvensional pada umumnya.



No comments: